-->

Thursday, October 17, 2013

Teori dan Model Perencanaan

Lanjutan dari artikel yang sebelumnya yaitu tentang pengertian, tujuan, dan manfaat perencanaan. Dalam kesempatan ini saya lanjutkan mengenai teori perencanaan dan model pembelajaran .

D.    Teori Perencanaan
Menurut Hudson dalam Tanner (1981) menyatakan taksonomi perencanaan antara lain sinoptik, incremental, transakti, advokasi, dan radikal. Selanjutnya dikembangkan oleh Tanner (1981 ) dengan nama teori SITAR sebagai pengabungan dari taksonomi  Hudsen.
1.    Teori Sinoptik
Teori menggunakan model berfikir sistem dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut misi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi, identifikasi masalah, memprediksikan ruang lingkup masalah, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2.    Teori Inkremental
Teori ini sangat berhati-hati teradap ruang lingkup objek yang akan direncanakan. Jika sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada dan memberikan manfaat memadai, barulah direncanakan dan teori ini tidak cocok untuk jangka panjang.
3.    Teori Transaktif
Teori transaktif menekankan pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi. Teori ini merupakan perencanaan yang terdesentralisasi karena perencanaan sepenuhnya tergantung kebutuhan idividu-individu didaerah atau disekolah,  karena sekolahlah  yang paling tau apa yang terbaik bagi sekolahnya.
4.    Teori Advokasi
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak berdasarkan pengalaman secara empiris atau penelitian, melainkan atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai advokasi.
5.    Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri dan dapan  menangani lembaganya.
6.    Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, sedangkan teori ini mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah :
a.    Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
b.    Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
c.    Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan

E.    Model-Model Perencanaan

Ditulis oleh Nanang Fattah dalam bukunya yang berjudul Landasan Manajemen Pendidikan (Fattah, 2001) bahwa ada beberapa model perencanaan pendidikan yang patut diketahui, antara lain:
1.    Model Perencanaan Komperehensif
Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik kea rah tujuan-tujuan yang lebih luas.
2.    Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal:
a.    Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk
b.    Model untuk memproyeksikan enrolmen( jumlah siswa terdaftar ) sekolah
c.    Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.
3.    Model Costing dan keefektifan biaya
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fleksibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi alternative penanggulangan masalah yang dihadapi.
Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan, dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu.
4.    Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system) bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Beberapa ahli memberikan pengertian, antara lain: Kast Rosenzweig (1979) mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program-program, untuk dicapai, menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang.
Sedangkan Harry J. Hartley (1968) mengemukakan bahwa PPBS merupakan proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi program budget sebagai komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
a.    PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh kaena itu, untuk menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori system.
b.    PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif. Penerapannya hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan pada masalah yang rumit dan komprehensif.
Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan sifat-sifat esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut:
a.    Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak dicapai.
b.    Mencari alternative-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan.
c.    Menggambarkan biaya total dari setiap alternative, baik langsung ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan dating, baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uanag.
d.    Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternative dan bagaimana alternatif itu mencapai tujuan.
e.    Membandingkan dan menganalisis alternative tersebut, yaitu mencari kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling besar dari suber yang ada dalam pencapaian tujuan ( Jujun S, 1980).

Sumber :

Usman, Husaini. 2011. Manajemen : teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Selamat Membaca Sobat " Education Blog"

Advertiser