-->

Monday, February 16, 2009

Prinsip-Prinsip Supervisi (2)

Yang dimaksud dengan prinsip supervisi adalah kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan kegiatan supervisi. Menurut Depdiknas (1994) prinsip-prinsip supervisi dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Supervisi hendaknya mulai dari hal-hal positif
2. Hubungan antara pembina (supervisor) dan guru hendaknya didasarkan atas hubungan keraba kerja.
3. Supervisi hendaknya didasarkan pandangan objektif
4. Supervisi hendaknya didasarkan pada tindakan manusiawi
5. Supervisi hendaknya mendorong pengembangan potensi, inisiatif dan kreatifitas guru.
6. Supervisi hendaknya dilakukan sesuai kebutuhan guru masing-masing
7. Supervisi hendaknya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan serta tidak mengganggu jam belajar efektif.
Sementara itu Sahertian & Mataheru (1982) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi berikut :
1. Ilmiah, maksudnya supervisi harus dilakukan secara sistematis, objektif, dan menggunakan instrumen.
2. Demokratis, maksudnya menjujung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa kekeluargaan.
3. Kooperatif, maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4. Konstruktik dan kreatif, maskudnya membina guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman.



Jadi prinsip-prinsip supervisi antara lain :
1. supervisi harus konstruktif.
2. supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
3. supervisi harus realistis
4. supervisi tidak usah muluk-muluk dan didasarkan pada kenyataan yang sebenarnya pada guru-guru
5. supervisi harus democrat
6. hakikat pengembangan mutu sekolah adalah usaha bersama berdasarkan musyawarah
7. supervisi harus objektif
8. kegiatan tidak boleh diwarnai oleh prasangka kepala sekolah, diperlukan data konkret tentang keadaan sebenarnya dan kepala sekolah juga harus mengakui keterbatasannya.
4. Fungsi dan Tugas-Tugas Supervisi
Dalam penyelenggaraan sekolah terdapat lima fungsi, yaitu :
1. Fungsi administrasi umum
2. Fungsi mengajar
3. Fungsi supervisi
4. Fungsi manajemen
5. Pelayanan khusus ( Harris, 1985)
Masing-masing fungsi tersebut mempunyai tugas sendiri-sendiri, namun tetap berada dalam kerangka penyelenggaraan sekolah. Untuk membedakan pelaksanaan masing-masing fungsi tersebut, ada dua hal yang dijadikan dasar, yakni Pengajaran dan siswa. Kedua hal itu adalah merupakan sentral dalam penyelenggaraan sekolah.
Meskipun tujuan akhir supervisi adalah meningkatkan perkembangan atau pertumbuhan individu para siswa (Sergiovanni & Strarrat, 1983)tetapi ia tidak bisa melakukan intervensi langsung terhadap siswa melainkan hanya kepada guru atau tenaga pengajarnya. Oleh karena itu sasaran utamanya adalah guru.
Sementara itu Wiles dan Bondi menjelaskan fungsi-fungsi supervisi berdasarkan peranan supervisor. Menurut mereka peranan supervisor tersebut mempunyai beberapa dimensi dan sering tumpang tindih dengan fungsi-fungsi administrasi, kurikulum dan pengajaran.
Tugas-tugas supervisi tampaknya lebih diarahkan pada upaya meningkatkan profesional guru. Di samping itu, terdapat pula tugas supervisi lainnya yag tidak secara langsung berkaitan dengan perbaikan pengajaran atau peningkatan kemampuan profesional guru, tetapi dapat mendukung terselenggaranya KBM secara optimal. Tugas-tugas tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan guru menyusun rencana atau persiapan mengajar.
2. Meningkatkan kemampuan guru mengelola alat-alat perlengkapan kelas
3. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengelola laporan hasil kemajuan belajar siswa.

5. Metode dan Teknik Supervisi
Ada dua metode yang pakai dalam melakukan supervisi, yakni :
a. Metode langsung
b. Metode tak langsung
Metode langsung adalah cara mensupervisi dimana mereka (orang) yang diupervisi berhadapan lansung dengan supervisor, sedangkan metode tak lansung adalah cara mensupervisi dimana mereka tidak langsung berhadapan dengan supervisor tetapi menggunakan media tertentu seperti televisi, radio dan sebagainya.
Metode langsung dapat dilakukan dengan sejumlah teknik baik individual maupun kelompok. Yang termasuk teknik individual, yaitu :
a. Kunjungan kelas (classroom visitation)
b. Observasi kelas (classroom observation)
c. Pertemuan individual (indiviudal conference)
d. Saling mengunjungi ( intervisitation)
e. Penilaian diri sendiri (self evaluation)

Advertiser