-->

Thursday, March 12, 2009

Hakikat Kurikulum

A.Konsep Dasar Kurikulum
Hasil penelitian Suparno, dkk (1998) menunjukkan bahwa guru-guru SMP di empat wilayah propinsi diteliti cenderung menggunakan buku teks sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena keterbataan guru dalam memahami kurikulum. Kondisi tersebut dapat dipahami karena saat ini, kurikulum yang dilaksanakan adalah kurikulum yang disusun oleh pemerintah pusat.
1.Pengertian Kurikulum
Kurikulum sudah dikenal orang sejak ratusan tahun lalu, secara etimologis, kata kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya adalah currere. Kata ini dgunakan untuk memberi nama lapangan perlombaan lari. Di dunia pendidikan penggunaan kata kurikulum menjadi jauh lebih popular jika dibandingkan sebelumnya.

Saylor,dkk (1981) kurikulum dilihat dari empat pandangan, yaitu : 1) kurikulum sebagai tujuan (the curriculum as objectives)2) kurikulum sebagai kesempatan belajar terencana (the curriculum as planned opportunities for learning) 3) kurikulum sebagai mata pelajaran/mata kuliah (the curriculum as subjects and subject ) 4) kurikulum sebagai pengalaman (the curriculum as experience)
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta carayang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuik mencapai tujuan pendidikan tertentu
1.Kedudukan dan Posisi Kurikulum dalam Pendidikan
Pada umumnya pendidikan dalam keluarga berjalan secara ilmiah, tanpa rencana sistematis yang mempersiapkan sebelumnya. Orang tua tidak mempunyai rencana khusus, tertulis, dan formal tentang pendidikan yang akan diberikan terhadap anaknya. Sebaliknya pendidikan dilingkungan sekolah lebih terencana dan sistematis. Guru sebagai pendidik telah dipersiapkan secara formal melalui lembaga pendidikan guru. Mereka dibekali dengan berbagai kompotensi seperti kompotensi , kepribadian, sosial, professional, dan pedagosis yang memang sangat diperlukan oleh seorang guru.

Gambar diatas menunjukakn bahwa kurikulum bukanlah kegiatan, melainkan sebagai program yang di desain, direncanakan, dikembangkan, dan dilaksanakan dalam suatu situasi bgajar yang sengaja diciptakan di sekolah.
Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga, pertama, kurikulum adalah konstruk. Kedua, kurikulum berposisi sebagai jawaban. Ketiga, kurikulum sebagai alat membangun masa depan.
2.Fungsi dan Efektivitas Kurikulum
Kurikulum sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud antara lain : guru, kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar
a.Fungsi Kurikulum
1.Fungsi kurikulum bagi guru
Bagi guru baru sebelummengajar hal yang pertama harus diperoleh dan dipahami ialah kurikulum. Sesuai dengan fungsinya kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja.
2.Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Bagi kepala sekolah baru, hal pertama yang dipelajari adalah tujuan lembaga yang kan dipimpinnya. Kemudian mencari dan mempelajari sungguh-sungguh kurikulum yang digunakan. Selanjutnya, tugas kepala sekolah adalah melakukan supervisi kurikulum. Yang dimaksud supervisi adalah semua usaha yang dilakukan supervisor dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pengarahan, motivasi, nasihat, dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Kurikulum adalah alat produsen dalam hal ini sekolah, sedangkan masyarakat adalah konsumennya. Sudah barang tentu antara produsen dan konsumen harus sejalan. Keluaran atau output kurikulum sekolah harus dapat link and match dengan kebutuhan masyarakat.
4.Fungsi kurikulum bagi penulis buku ajar
Penulisan buku ajar berdasarkan kurikulum yang berlaku. Penulis buku ajar melakukan analisa instruksional untuk membuat dan menjabarkan berbgai pokok dan subpokok bahasan. Setelah itu, baru menyusun program pelajaran untuk mata pelajaran tertentu dengan dukungan berbagai sumber atau bahan yang relevan.
b.Efektivitas kurikulum
Konsep kurikulum dapat di definisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang di rencanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar. Dalam penerapannya, penafsiran ini dapat ditetapkan lebih lanjut

B.Komponen Kurikulum
Ada dua tujuan yang terdapat dalam sebuah kurikulum sekolah. Pertama, tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan. Kedua, tujuan yang ingin dicapai oleh bidang studi/mata pelajaran. Dalam kurikulum 2006, tujuan bidang studi ini terdapat pada kompetensi dan kompetensi dasar.
Secara Hierarki, tujuan pendidikan dapat diklarifikasikan menjadi 4 (empat yakni : tujuan pendidikan nasional, tujuan instutisional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Tujuan nasional menempati posisi paling tinggi diantara tujuan yang lainnya.
1.Isi dan Struktur Program atau Materi
Komponen isi dan struktur materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu telah tetapkan. Isi yang dimaksud biasanya berupa bidang studi, misalnya Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Fisika, dan Sebagainya.
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan . isi kurikulum terdiri dari dua kelompok besar, yaitu jenis bidang studi yang diajarkan, dan isi masing-masing bidang studi tersebut.
2.Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Organisasi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, struktur horizontal, yang berhubungan dengan penyusunan bahan pengajaran yang akan disampaikan. Kedua, struktur vertikal yang berkaitan dengan sistem kelas, tanpa kelas, atau gabungan
3.Proses Belajar Mengajar (termasuk di dalamnya evaluasi)
Setelah tujuan ditetapkan dan materi dikembangkan, langkah selanjutnya adalah proses belajar mengajar agar tujuan tersebut diatas dapat dicapai. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik.. komponen ini juga berkaitan erat dengan suasana kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, serta berbagai upaya untuk memotivasi peserta didik.

Advertiser