-->

Friday, December 26, 2008

Hakikat Mengajar Matematika

Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup kita yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dan lain – lain. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya piker serta analisa manusia. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyaknya informasi yang disampaikan orang dalam bahasa matematika seperti, tabel, grafik, diagram, persamaan dan lain – lain.untuk memahami dan menguasai informasi dan teknologi yang berkembang pesat, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Menurut morris Kline (dalam Simanjutak, 1993) mengatakan bahwa jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan pada bidang matematika. Oleh karena itu sebagai langkah awal untuk mengarah pada kemajuan suatu bangsa adalah dengan mendorong atau memberi motivasi belajar matematika pada masyarakat khususnya bagi para anak – anak atau siswa. Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses, dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan, yang akhirnya bahwa matematika merupakan salah satu kekuatan utama pembentukan konsepsi tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupannya.
Menyadari akan peran penting matematika dalam kehidupan, maka matematika selayaknya merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Sebagai mana dari tujuan yaitu melatih siswa berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, penemuan, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba – coba, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan atau ide melalui tulisan, pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta atau diagram. Oleh karena itu setiap siswa perlu memili penguasaan matematika yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dunia dan berhasil dalam kariernya.
Belajar matematika selama ini masih kurang diminati oleh para siswa, bahkan belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika selama ini hanya cenderung hanya berupa kegiatan kegiatan menghitung angka – angka, yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai persoalan.
Keberhasilan proses mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan siswa dan persiapan guru. Siswa yang siap untuk belajar matematika akan meras senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut. Oleh karena itu guru harus berupaya memelihara dan mengembangkan minat atau kesiapan belajar siswanya. Atau dengan kata lain bahwa guru harus menguasai teori belajar mengajar matematika. Definisi teori belajar mengajar matematika telah terbentang sampai saat ini namun oleh para ahli di bidangny masih belum ada kesamaan konsepsi tentang cara dan metode yang lebih baik untuk mengajar siswa yang sudah siap belajar. Beberapa teori belajar mengajar matematika yang lebih banyak berperan oleh Prof. ET RUSSEFENDI (dalam simanjutak 1993) adalah sebagai berikut :
1. Teori Latihan Mental
Menurut teori ini bahwa anak yang belajar harus banyak latihan. Semakin banyak latihan dan kuat serta keras latihannya semakin baik.
2. Teori thorndike
Menurut teori ini bahwa dalam belajar itu harus terjadi pengaitan antar pelajaran yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari.
3. Teori Dewey
Menurut teori ini bahwa belajar harus mengutamakan pada pengertian dan belajar bermakna artinya peserta didik akan belajar dengan maksimal jika siswa sudah siap.
4. Aliran Psikologi “Gestalt”
Menurut teori ini pengajaran harus ditekankan pada pengertian belajar bermakna dan pengaitan.
5. Jean Piaget
Menurut teori ini belajar pada anak bukan sepenuhnya tergantung pada guru melainkan harus keluar dari anak itu sendiri.
6. J.S Bruner
Menurut teori ini langkah paling baik dalam belajar matematika adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya (model) yang dilakukan oleh peserta didiknya sendiri.
7. Teori Zaisa Dines
Menurut teori ini dalam mengajarkan matematika menekankan pengertian, dengan demikian anak diharapkan akan lebih mudah mempelajarinya dan lebih menarik.
8. Teori Van Hiele
9. Teori R.M. Gagne
Menurut teori ini belajar matematika dapat berjalan dengan baik jika peserta didik dihadapkan pada objek tidak langsung dan memecahkan masalah.
10. Pavlov
Menurut teori ini peserta didik akan mau belajar jika ada daya tariknya berupa hadiah atau nilai yang baik.
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pengajaran matematika adalah guru harus menguasai teori belajar mengajar matematika. Dengan menguasai teori belajar mengajar matematika siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan dapat memotivasi siswa berminat belajar matematika. Teori belajar mengajar matematika yang dikuasai oleh guru akan dapat diterapkan pada siswa dan guru dapat memilih strategi belajar mengajar yang tepat, menngetahui tujuan pendidikan tujuan pendidikan dan pengajaran dan atau pendekatan yang diharapkan serta dapat melihat apakah siswa sudah siap belajar. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar matematika maka penngajaran yang akan disampaikan dapat diselesaikan dengan kemampuan siswa. Selain guru harus menguasai teori belajar mengajar matematika hal lain yang menentukan berhasil tidaknya mengajar matematika adalah metode atau cara atau pendekatan yang akan dilakukan dalam mengajar. Metode mengajar dikatakan berhasil apabila menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan pembelajaran. Oleh karena itu metode atau cara atau pendekatan yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik jika materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu. Dengan kata lain untuk menerapkan suatu metode atau cara atau pendekatan dalam mengajar matematika guru harus menyusun strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar yang tersusun dapat ditentukan metode mengajar atau teknik mengajar dan akhirnya dapat dipilih alat peraga atau media pembelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan.
Pendekatan dan strategi pembelajaran matematika hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Belajar matematika akan efektif dan efisien manakala siswa diajak berpikir secara aktif dan kreatif melalui berbagai kegiatan yang mengarah pada penyelidikan dan penemuan konsep matematika. Proses pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam bentuk penyelidikan dan penemuan, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah membuat siswa tidak hanya belajar secara deduktif, tetapi juga berpikir secara induktif, dan hal ini sangat penting dalam pembelajaran matematika.
Melalui proses pembelajaran matematika yang demikian diharapkan siswa dapat memiliki kompetensi dasar yang sesuai dengan tuntutan zaman. Hasil belajar yang lebih baik tentunya harapan bagi kita semua sebagai guru yang bertindak sebagai fasilitator belajar siswa. Semoga artikel ini memberikan manfaat, khusunya bagi peningkatan mutu mata pelajaran matematika. Amiin.

Advertiser