-->

Tuesday, September 8, 2009

Kesulitan Belajar Pada Anak

Kesulitan belajar merupakan masalah kompleks yang sering membuat orangtua bingung mencari penyelesaiannya.
Kesulitan belajar yang banyak ditemukan pada anak usia sekolah ini, menyebabkan mereka tidak dapat mengikuti
pelajaran di kelas selanjutnya, alias tinggal kelas. Diperkirakan 4-5% dari seluruh anak sekolah mengalami kesulitan
belajar. Oleh karena itu, orangtua harus mengetahui sedini mungkin tanda-tanda kesulitan belajar, karena semakin dini
kita mengetahui dan kemudian menganggulanginya, tentunya hasil yang didapat akan semakin baik.

Secara umum kenalilah anak Anda. Apakah mereka mengalami kesulitan dalam mendengar, berbicara, menulis, logika,
kamampuan matematik, atau mungkin adanya kelainan tingkah laku. Bila ada kecurigaan, coba ingat kembali riwayat
penyakit yang pernah dialaminya, misalnya penyakit kejang, lahir kurang bulan atau berat lahir rendah, lingkungan
keluarga terutama pola asuh yang diterapkan, dll.

Dibutuhkan kerja sama yang baik dengan dokter, psikolog, pendidik, dll. pada anak-anak yang memiliki kelainan medis
yang mendasari, seperti kelainan pada susunan saraf pusat –baik infeksi atau cedera otak, penyakit kronis, keracunan
logam berat, gangguan perhatian maupun tingkah laku lain, gangguan mata atau telinga, dll. Peran dokter anak ialah
sebagai penata laksana terhadap kelainan yang didapat. Dengan ditemukannya penyebab, maka kesulitan belajar akan
dapat dikurangi sejalan dengan perbaikan penyakit yang mendasarinya.

Psikolog biasanya melakukan beberapa macam tes atau skrining kesulitan belajar yang mencakup pengucapan,
mendengar, menulis, membaca, kalkulasi matematik, dan logika matematik untuk mengetahui apakah anak mengalami
kesulitan belajar serta aspek apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar. Sedangkan pendidik dapat melakukan
intervensi atau mempekuat aspek apa yang mengalami gangguan sehingga diharapkan anak akan lebih siap menerima
pelajaran.

Peran keluarga dalam hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memberikan dorongan moril atau membantu melakukan
intervensi di rumah.

Upaya pencegahan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi/anak pra-sekolah yang mengalami hambatan perkembangan,
kemungkinan besar akan mengalami gangguan belajar di kemudian hari. Secara umum ada beberapa aspek
perkembangan yang dapat dinilai atau dilatih. Pertama adalah aspek sosialisasi dan kemandirian yaitu cara anak
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, misalnya membalas senyum atau bermain dengan teman sebaya. Kedua
adalah aspek motorik halus yaitu kemampuan mengkoordinasikan otot-otot kecil yang memerlukan kecermatan,
misalnya mengambil benda kecil, menulis, dan menggambar. Kemudian aspek yang ketiga adalah motorik kasar yaitu
kemampuan menggunakan otot-otot besar, seperti berjalan, berlari, dll. tak kalah penting ialah aspek bahasa yang
mencakup bicara dan pengertian bahasa. Kini para ahli menambahkan aspek kecerdasan matematik, kecerdasan sosial,
dll., yang dikenal juga dengan Multiple Intelegencia.

Agar tumbuh kembang anak mencapai hasil yang optimal, lakukanlah stimulasi atau perangsangan yang meliputi aspekaspek
seperti yang telah disebutkan di atas. Mengenai bentuk stimulasinya, orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter
anak untuk menyesuaikan berdasarkan umur perkembangan yang dimiliki anak.

Penutup
Persiapkan anak sejak dini agar siap untuk masuk sekolah. Persiapan yang dilakukan bukan dengan cara memberi
tugas yang banyak atau dengan menerapkan disiplin yang tinggi. Lakukanlah stimulasi/rangsangan pada bayi dan anak pra-sekolah yang meliputi berbagai aspek dalam kegiatan bermain.

Advertiser