Kendati film “2012″ banyak mengundang polemik, agaknya sutradara film Hollywood, Roland Emmerich, sudah berpikir dua kali untuk meluluhlantakkan dunia.
Buktinya, sutradara spesialis pembuat kehancuran itu hanya berani “membalikkan” Patung Liberty, Gedung Putih, Empire State Building, dan Patung Yesus Sang Penebus yang semuanya di Amerika, bahkan Basilika Santa Peter di Vatikan.
Namun, sutradara film “Independence Day” dan “The Day After Tomorrow” itu tampaknya tidak berani “menghabisi” Ka’bah di Mekkah, Arab Saudi, kecuali menampakkan ribuan Muslim yang menziarahi “Rumah Allah” (Baitullah) saat itu, lalu ada kehancuran di lokasi lain.
Kiamat tidak dapat diramal dan ditentukan oleh manusia, namun datangnya hari kiamat pasti terjadi. Jangan ada persepsi pada masyarakat seperti sebelumnya bahwa kiamat akan terjadi pada 2002 dan 2009 yang tidak terbukti,” katanya.
Dikatakannya, bahwa orang yang membuat film tersebut tidak dapat mengetahui kapan terjadinya kiamat dan mereka tidak memiliki bukti 2012 akan terjadi kiamat. “Itukan hanya imazinasi seseorang yang menggambarkan kiamat yang akan terjadi,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai orang Islam memang harus mempercayai adanya hari kiamat. Namun, untuk menggambaran secara nyata dan kepastian terjadinya, merupakan kuasa dari Yang Maha Kuasa.
Pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai film tersebut sehingga dapat merusak akidah agama. “Apabila masyarakat mempercayai film tersebut bertentangan dengan agama dan merusak agama,” tambahnya.
Sementara itu, MUI Kabupaten Malang, meminta agar masyarakat tidak menonton film 2012, karena bisa menyesatkan. Pihaknya, juga mengimbau agar masyarakat tidak mempercayai gambaran nyata apapun tentang hari kiamat, termasuk seperti yang digambarkan dalam film 2012.
Pihaknya, menyayangkan, penayangan film yang berjudul 2012 dan menceritakan hari kiamat dengan menggambaran secara nyata yang kini banyak diputar di bioskop. Film itu dinilai tidak pantas untuk ditayangkan, karena dapat mempengaruhi pemikirah orang.
Selain itu, kami mengimbau agar kaum muslimin tidak mempercayai gambaran hari kiamat yang difilmkan sesuai dengan ramalan bangsa Maya Kuno dan akan terjadinya pada tahun 2012 itu.
Sementara itu, film berjudul 2012 secara serempak ditayangkan di bioskop tanah air dan mancanegara sejak beberapa hari lalu. Penayangan film ini di tanah air, sempat memunculkan sejumlah pendapat dan opini di berbagai media tanah air, termasuk dari kalangan ulama, dalam hal ini MUI serta mendapat perhatian banyak kalangan di Indonesia .
Namun ada sesuatu yang bisa kita ambil pelajaran dari film itu. Tidak hanya dilihat dari sisi negatifnya saja. Toh! Semua orang juga tahu bahwa film itu hanyalah fiksi belaka yang kebetulan pas dengan dikait-kaitkan dengan mitos yang dimiliki suku inca tentang kehancuran bumi pada tahun 2012 nanti.
Dengan melihat film itu hendaknya penonton yang -saya yakin- semuanya kaum beragama jadi menyakini tentang datangnya hari kehancuran tersebut yang kemudian disikapi dengan perubahan sikap dan perilaku yang baik.
Saya akhirnya jadi ragu. Apakah Film 2012 dapat menyadarkan rasa estakologi keberagamaan kita. Toh, ketika ditanyakan reaksi mereka yang menonton film hanya berkisar jawaban: “Uhh sungguh menakjubkan! Seakan nyata adegannya!; “Ngeri! Nggak bisa bayangin kalo nyata!”; “Mudah-mudahan hanya bo’ongan”;etc;etc…
Sampai saat ini belum ada berita tentang tempat ibadah yang penuh sesak dipenuhi jamaaahnya akibat nonton film itu. Masjid, gereja, kuil dan pura tetap saja sama seperti hari biasa. Tidak ada lonjakan jamaah!. Jadi apa bedanya!., akan tetapi malah ada anak yang dulunya ga suka ngaji dan sholat malah jadi rajin karena liat film ini. jadi seharus kita sebagai seorang muslim, juga bisa merubah tingkah laku dan keimanan kita karena sewaktu-waktu kiamat pasti akan terjadi walaupun tidak ada yang mengetahui kapan itu terjadi.