Berita pada harian KOMPAS hari Jum’at tanggal 30 Oktober 2009 ;
Presiden SBY meminta Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh untuk mengubah metodologi belajar-mengajar. Pola yang sekarang tidak mendorong siswa kreatif dan inovatif sehingga sulit memunculkan jiwa kewirausahaan anak didik.
Metode belajar-mengajar anak didik yang dilakukan sejak taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah dinilai hanya menunjukkan gurunya yang aktif, sedangkan anak didik justru tidak aktif. Proses belajar seperti itulah yang dinilai tidak dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas serta kewirausahaan.
Demikian disampaikan Presiden SBY saat membuka Temu Nasional 2009 di Jakarta, Kamis 29/10/09. Dalam acara itu, hadir Wakil Presiden Budiono, para menteri kabinet, gubernur, bupati, wali kota, unsur pimpinan BUMN, dan sejumlah pejabat.
“Saya minta Menteri Pendidikan Nasional untuk mengubah metodologi belajar-mengajar yang ada selama ini. Sejak tman kanak-kanak sampai sekolah menengah jangan hanya gurunya yang aktif, tetapi harus mampu membuat siswanya juga aktif,” kata Presiden.
Menurut Presiden, pendidikan jangan hanya mengejar nilai rapor dan ujian. “Kalau itu yang dipilih, anak-anak bersekolah tetapi tidak berkembang kreatifitas, inovasi, dan jiwa wirausahanya,” lanjut Presiden.
Kewirausahaan
Menurut Presiden kewirausahaan sanagat penting dan harus dipupuk sejak dini. Dengan dmikian, setelah selesai menjalani pendidikan mereka tidak sekedar menjadi pencari kerja, tetapi menjadi pencipta lapangan kerja.
“Oleh karena itu, perlu reformasi di bidang pendidikan nasioanal. Guru dan dosen harus diajak untuk bisa mengembangkan jiwa kewirausahaan, inovasi, dan kreativitas,” uajrnya
Sebelumnya Presiden telah meneria surat dari Presiden Komisari Kompas Gramedia Jakob Oetama dan pengusaha Ciputra agar pemerintah mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa kewirausahaan di Indonesia.
Dikatakan Presiden, jumlah wirausahawan Indenesia sanagat sedikit dibandingkan dengan negara lain, Amerika Serikat, Jepang, atau Singapura. padahal dengan berlembangnya jiwa kewirusahaan, tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat diturunkan.
Pada tahap awal, lanjut Mohammad Nuh, pembenahan akan dilakukan pada infrastruktur pendidikan. “Jangan ada lagi sekolah yang bocor, apalagi ambruk,” kata Nuh.
Presiden SBY meminta Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh untuk mengubah metodologi belajar-mengajar. Pola yang sekarang tidak mendorong siswa kreatif dan inovatif sehingga sulit memunculkan jiwa kewirausahaan anak didik.
Metode belajar-mengajar anak didik yang dilakukan sejak taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah dinilai hanya menunjukkan gurunya yang aktif, sedangkan anak didik justru tidak aktif. Proses belajar seperti itulah yang dinilai tidak dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas serta kewirausahaan.
Demikian disampaikan Presiden SBY saat membuka Temu Nasional 2009 di Jakarta, Kamis 29/10/09. Dalam acara itu, hadir Wakil Presiden Budiono, para menteri kabinet, gubernur, bupati, wali kota, unsur pimpinan BUMN, dan sejumlah pejabat.
“Saya minta Menteri Pendidikan Nasional untuk mengubah metodologi belajar-mengajar yang ada selama ini. Sejak tman kanak-kanak sampai sekolah menengah jangan hanya gurunya yang aktif, tetapi harus mampu membuat siswanya juga aktif,” kata Presiden.
Menurut Presiden, pendidikan jangan hanya mengejar nilai rapor dan ujian. “Kalau itu yang dipilih, anak-anak bersekolah tetapi tidak berkembang kreatifitas, inovasi, dan jiwa wirausahanya,” lanjut Presiden.
Kewirausahaan
Menurut Presiden kewirausahaan sanagat penting dan harus dipupuk sejak dini. Dengan dmikian, setelah selesai menjalani pendidikan mereka tidak sekedar menjadi pencari kerja, tetapi menjadi pencipta lapangan kerja.
“Oleh karena itu, perlu reformasi di bidang pendidikan nasioanal. Guru dan dosen harus diajak untuk bisa mengembangkan jiwa kewirausahaan, inovasi, dan kreativitas,” uajrnya
Sebelumnya Presiden telah meneria surat dari Presiden Komisari Kompas Gramedia Jakob Oetama dan pengusaha Ciputra agar pemerintah mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa kewirausahaan di Indonesia.
Dikatakan Presiden, jumlah wirausahawan Indenesia sanagat sedikit dibandingkan dengan negara lain, Amerika Serikat, Jepang, atau Singapura. padahal dengan berlembangnya jiwa kewirusahaan, tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat diturunkan.
Pada tahap awal, lanjut Mohammad Nuh, pembenahan akan dilakukan pada infrastruktur pendidikan. “Jangan ada lagi sekolah yang bocor, apalagi ambruk,” kata Nuh.